Makanan yang Mencerdaskan Otak pada Masa "Golden Years"
Anak-anak butuh asupan makanan yang tepat dan seimbang guna menjamin pertumbuhan fisik dan otak yang optimal.
Selasa, 28 Juli 2009 | 15:28 WIB
KOMPAS.com — Penting untuk diketahui setiap orangtua, bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan otak anak dimulai sejak ia masih dalam kandungan, hingga anak berusia 3 tahun. Pada masa-masa inilah sel-sel saraf otak berkembang amat pesat. Jika pada masa ini bayi tidak mendapatkan kebutuhan gizinya, kekurangannya tak akan bisa dipenuhi lagi di kemudian hari. Karena itu, penting untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang di usia ini.
Perlu diketahui, ada dua tahap masa golden years anak: pertama, sejak konsepsi hingga bayi berusia 9 bulan dalam kandungan. Kesehatan bayi berada dalam kondisi optimal baru bisa terdeteksi langsung setelah kelahiran, yang ditandai dengan berat lahir normal, Inisiasi Menyusu Dini (anak langsung mencari puting ibu), dan anak menangis. Kedua, dihitung sejak kelahiran bayi hingga 2 tahun.
Ketika anak lahir, otaknya baru mencapai perkembangan 60 persen, dan ketika ia mencapai 2 tahun, otaknya baru mencapai 80 persen. Makin ia berkembang hingga 14-15 tahun, otaknya mencapai perkembangan hingga 90 persen. Tentunya ini diketahui dengan membandingkan kemajuan fisik dan kemampuan anak sesuai tabel pertumbuhan anak. Untuk bisa mencapai potensi optimal otak dan pertumbuhan fisiknya, diperlukan nutrisi tepat dan seimbang, juga stimulasi untuk otak.
Asupan anak untuk periode usia emas kedua merupakan hal yang krusial untuk anak. Diperlukan kemauan dan kerja keras orangtua untuk memastikan si kecil mendapat nutrisi tepat dan seimbang tersebut. Apa saja yang dibutuhkan?
Makanan yang terbaik dan tepat untuk bayi berumur 0-6 bulan adalah ASI. Bayi usia 6 bulan bisa diperkenalkan kepada makanan padat sesuai kemampuan dan umurnya. Misal, nasi tim, sari buah, dan lainnya. Makin beragam jenis makanan yang diperkenalkan pada anak, makin variatif menunya, makin baik dampaknya kepada pemenuhan zat gizinya.
Pertumbuhan yang cepat pada usia balita memerlukan penambahan konsumsi zat pembangun (bahan makanan mengandung protein) dan pengatur (bahan makanan mengandung vitamin dan mineral). Bertambahnya aktivitas memerlukan penambahan bahan sumber tenaga (bahan makanan mengandung karbohidrat dan lemak). Pertumbuhan mental memerlukan lebih banyak zat pembangun, terutama untuk pertumbuhan sel-sel otak yang sangat cepat.
Ir Marzuki Iskandar, MTP, dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia mengatakan bahwa karbohidrat harus memenuhi 55-60 persen, sementara protein 15-20 persen, lemak 25-30 persen, dan sisanya vitamin. Karbohidrat bisa didapatkan melalui bahan makanan seperti umbi-umbian, jagung, dan gandum. Sementara protein hewani dan nabati bisa didapat dari ikan, kacang kedelai (tahu dan tempe), susu, dan keju. Lemak yang berasal dari hewani dan nabati juga penting untuk dipenuhi lewat sumber lemak esensial yang juga dikenal sebagai lemak cerdas (DHA, AA, Omega-3, dan Omega-6). Vitamin bisa didapat dari buah dan sayur, juga sinar matahari pagi hari, demikian disampaikan Ir Marzuki dalam seminar "Brain Food untuk Masa Golden Years", Jumat (24/7) di Jakarta.
Makanan apa yang terbaik untuk otak yang harus terpenuhi? Ir Marzuki, yang biasa disapa Pak Uki, menjabarkan, untuk Omega-3, bisa didapat dari labu parang, minyak biji kapas, dan kacang-kacangan. Sementara untuk Omega-6 bisa didapat dari jagung, biji bunga matahari, biji wijen, dan susu pertumbuhan yang diperkaya dengan lemak esensial tadi. Sementara untuk DHA bisa didapatkan melalui salmon, makarel, herring, sardin, tuna, minyak wijen, lemon, minyak biji bunga matahari, kenari, zaitun, dan lain-lainnya.
Makanan terbaik untuk protein otak adalah tyrosine dan tryptophan yang bertugas sebagai penyampai pesan ke otak dan pengolah pesannya. Bahan ini bisa didapatkan dari telur, susu pertumbuhan yang sudah diperkaya kedua hal ini, ikan-ikanan, daging putih (daging unggas), daging merah, dan biji-bijian seperti kacang serta hasil olahannya (tempe, tahu, dan oncom).
Pak Uki juga menyatakan akan pentingnya 9 mineral kunci kekuatan mental, yakni zat besi, magnesium, fosfor, mangan, sodium, potasium, kalsium, seng, dan boron. Zat ini menjamin pesan otak mengalir lancar ke seluruh sistem saraf dan otak. Tujuh vitamin yang juga sangat penting bagi otak adalah; vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan biotin, ditambah vitamin C.
Jangan lupakan juga fungsi sayuran. Warna pada sayuran bisa mengisyaratkan kandungannya. Warna-warni makanan memiliki kandungan zat gizi yang penting bagi kesehatan otak, seperti:
*Paprika merah, kaya akan beta karoten.
*Bawang bombay, warna kuningnya dari antoxantin, pelindung kuat terhadap kerusakan akibat radikal bebas.
*Brokoli, kaya akan beta karoten yang juga ada di dalam wortel.
*Bit, warna ungunya disebabkan karena antosianid, yang melindungi membran otak.
*Tomat, warna oranye kemerahannya menandakan antioksidan likopen yang kuat untuk melindungi membran otak.
*Wortel, warna jingganya berasal dari beta karoten, mineral kalsium, magnesium, dan zat besi.
*Alpukat, mengandung beta karoten, vitamin C, dan vitamin E. Buah ini juga mengandung lemak tidak jenuh.
*Jambu biji, sumber vitamin C tinggi.
*Pepaya, vitamin C yang tinggi dan enzim papain untuk mencerna protein.
Perlu diingat juga, diperlukan variasi untuk memberikan makanan kepada anak-anak. Selain karena anak-anak bisa bosan dengan makanan yang sama berulang-ulang, variasi pun memperkaya vitamin dan gizi yang diasup anak. Salah satu asupan yang tak boleh terlupakan pula adalah air, untuk memastikan bahwa makanan terproses dan menghantarkan zat-zat penting tadi ke seluruh tubuh.
NAD