1/26/2007

Jangan Minum Sembarang Obat!

Selama hamil, apa pun yang Anda telan juga akan ‘ditelan' janin Anda! Jadi, ekstra hati-hatilah, terutama dalam mengonsumsi obat-obatan!


Salah minum obat memang fatal akibatnya. Sebab, proses tumbuh-kembang janin yang jadi taruhannya! Biar tidak salah bertindak, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Apa itu?

Jangan bosan bertanya
Sebelum hamil delapan minggu, ada baiknya Anda tidak minum obat apa pun. Kalaupun terpaksa minum obat, Anda perlu ekstra hati-hati. Berikut beberapa hal yang wajib Anda lakukan sebelum menelan suatu obat:
• Biasakan untuk selalu memberitahu dokter (selain dokter kandungan) dan juga apoteker bahwa Anda sedang hamil, sebelum Anda menerima resep apapun.
• Jangan segan-segan bertanya apakah obat Anda benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak.
• Kalaupun mengonsumsi obat bebas, seperti obat flu atau batuk, tanyakan dosis aman untuk ibu hamil.
• Bila terpaksa mengonsumsi obat untuk penyakit Anda, tanyakan efek sampingnya terhadap janin.
• Berkonsultasilah lebih dulu dengan dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat-obatan tradisional (alternatif).

Obat yang relatif aman
Meski dianggap cukup aman, sebaiknya obat-obat ini dikonsumsi setelah usia kehamilan Anda lewat dari sepuluh minggu. Sekalipun obat-obatan di bawah ini dinyatakan tidak berbahaya bagi tumbuh-kembang janin, tak ada salahnya Anda melakukan check and recheck lagi dengan dokter kandungan Anda. Obat apa saja sih?
• Obat penghilang gejala flu dan obat batuk
• Antihistamin
• Dekongestan
• Kombinasi antihistamin dan dekongestan
• Obat penghilang gejala batuk
• Obat untuk mengatasi sembelit (konstipasi)
• Obat penghilang sakit kepala ringan
• Obat penghilang rasa pegal-pegal pada tubuh
• Obat pereda rasa panas pada dada dan lambung (heartburn)

Hindari obat ini!
Ada juga sederet jenis obat yang tergolong berbahaya untuk dikonsumsi ibu hamil. Sebab, kandungan senyawa di dalamnya dapat mempengaruhi proses tumbuh-kembang janin yang sedang berlangsung. Inilah jenis obat dan juga terapi yang sebaiknya dihindari.
• Ibuprofen
• Lithium
• Carbimazole
• Thyroxine
• Warfarin dan jenis obat penggumpal (koagulan) lainnya
• Vaksin untuk cacar, campak Jerman (Rubela), dan sakit kuning
• Phenytoin
• Tetrasiklin
• Chloroquin
• Obat antikanker
• Radiasi sinar-X
• Beberapa jenis antibiotika tertentu (konsultasikan dengan dokter).
• Obat kulit yang mengandung vitamin A.

Sri Lestariningsih

Source : AyahBunda


Lilypie Expecting a baby Ticker

1/25/2007

13 Rahasia Hamil Bebas Stres

Kehamilan adalah masa yang indah yang seharusnya Anda nikmati sepenuh jiwa raga. Bila Anda happy saat hamil, si janin pun akan memperoleh pengaruh positifnya.

Bila berbagai perasaan negatif seperti cemas, takut dan rasa tak menentu mengganggu Anda dalam masa hamil, Anda perlu tahu bagaimana cara mengatasinya. Kemampuan Anda mengatasi stres saat hamil akan memberi dampak positif bagi bayi yang akan dilahirkan. Bila Anda termasuk calon ibu yang kurang bisa menikmati kehamilan Anda, cobalah kiat-kiat berikut ini.

1. Curhat dengan teman
Berbagi rasa dengan teman-teman dekat, khususnya yang sudah memiliki anak, bisa jadi salah satu cara yang cukup ampuh dalam menghalau rasa tidak nyaman. Bisa juga Anda sharing atau curhat dengan anggota keluarga dan kerabat dekat. Semua saran dan nasihat bisa jadi tambahan “perbekalan” ilmu yang pasti bermanfaat bagi Anda. Walau begitu, orang yang paling tepat dan paling banyak dapat membantu meringankan beban perasaan Anda sebenarnya adalah pasangan Anda!

2. Tutup kuping pada cerita seram
Hindari orang-orang yang punya pengalaman melahirkan yang “mengerikan”, seperti pedihnya sayatan episiotomi (perobekan bagian antara lubang vagina dan anus-red.) atau luka sayatan operasi caesar. Terus terang , kaum wanita biasanya senang bercerita tentang itu. Jadi, bila lawan bicara Anda melakukan hal tersebut, segera cut si pencerita dengan sopan. Cerita-cerita seperti itu hanya akan menambah rasa takut, khawatir, dan cemas Anda. Bahkan, bukan tidak mungkin Anda malah jadi stres berkepanjangan selama hamil.

3. Libatkan pasangan
Jangan segan mengajak serta pasangan untuk terlibat langsung dalam berbagai persiapan menyambut kedatangan si kecil. Misalnya, mengantarkan Anda ke dokter kandungan untuk pemeriksaan rutin. Dengan cara ini, kedekatan emosi antara Anda pasangan, dan juga si kecil bisa terjalin. Kekompakan Anda dan pasangan sebagai suatu tim yang solid akan mempermudah proses persalinan Anda kelak.

4. Belajar dan berlatih teknik relaksasi
Menurut Alice D. Domar, Ph.D, Direktur Mind/Body Center for Women's Health di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Amerika Serikat, hormon stres yang dikeluarkan oleh tubuh ibu hamil yang tegang, cemas, dan khawatir berlebihan dapat masuk ke dalam plasenta. Akibatnya, bayi bisa ikut-ikutan merasakannya. Ketenangan hati dan pikiran selama masa kehamilan memang perlu, bahkan dapat membantu kelancaran proses persalinan nantinya.
Cobalah belajar dan berlatih teknik-teknik relaksasi. Salah satu caranya adalah, dengan menarik napas panjang secara perlahan-lahan dan dalam. Tahan sebentar, lalu hembuskan lagi. Jangan lupa, berusahalah untuk tetap rileks!

5. Rutin berolahraga
Melakukan olahraga secara rutin (sesuai dengan kondisi tubuh) dapat membantu mengurangi stres. Apalagi, ada nilai plusnya bila Anda rajin berolahraga. Tubuh jadi sehat dan bugar.
Bila sebelum hamil Anda sudah terbiasa berolahraga secara rutin, teruskan kebiasaan baik tersebut. Lakukan sesuai kondisi tubuh dan kehamilan Anda. Namun, kalau sebelumnya Anda jarang atau tidak biasa berolahraga, mulailah dengan porsi yang ringan dulu. Secara bertahap, barulah ditambah porsi dan juga frekuensi latihannya. Ada baiknya, Anda berkonsultasi dulu dengan dokter Anda, sehingga ditentukan jenis olahraga, porsi dan frekuensi latihan yang paling pas untuk Anda.

6. Pelajari “ilmu” perawatan bayi
Mulailah belajar dan memperkaya wawasan Anda seputar seluk-beluk perawatan bayi baru lahir. Informasi tersebut bisa dengan mudah diperoleh dari TV, radio, buku, majalah, internet, maupun VCD. Belilah sedikitnya 1 atau 2 buku tentang dasar-dasar perawatan bayi, yang menguraikan berbagai persiapan sebelum persalinan, perawatan bayi di rumah sakit, hingga perawatan selanjutnya di rumah.

7. Pahami hak cuti hamil dan melahirkan
Bagi ibu hamil yang bekerja, sisihkan waktu untuk mempelajari hak cuti hamil dan melahirkan yang berlaku di tempat kerja. Bila perlu, buatlah janji dengan Kepala Bagian Personalia untuk membicarakan hak Anda ini. Sebaiknya, persiapan ini dimulai sejak trimester ke-1 atau ke-2.

8. Siapkan budget
Sejak dinyatakan positif hamil, sebaiknya Anda mulai merencanakan dan mengatur keuangan untuk biaya persalinan serta berbagai keperluan lain dalam menyambut kedatangan si kecil. Bahkan, tak ada salahnya bila Anda dan pasangan menyiapkan dana ekstra untuk mengantisipasi kondisi dan pengeluaran tak terduga. Misalnya, semula Anda berencana untuk menjalani persalinan normal. Namun, karena sungsang, mungkin saja bayi Anda harus dilahirkan via operasi Caesar, yang tentu memerlukan biaya yang jauh lebih besar.

9. Pilih-pilih tempat bersalin
Sejak trimester ke-1, mulailah “belanja” informasi tentang rumah sakit bersalin. Misalnya, dari teman, kerabat, brosur, dan lain-lain. Dalam proses memilah-milih ini, selalu libatkan pasangan.
Sebaiknya, pilih tempat bersalin yang dapat memberikan fasilitas pelayanan sesuai keinginan dan harapan Anda berdua. Tentu saja, sesuai kocek Anda juga! Pertimbangkan pula untuk memilih tempat bersalin yang menyediakan fasilitas rooming in. Bukankah Anda sudah tak sabar untuk berdekatan dengan si buah hati?
Setelah menentukan pilihan, segera daftarkan diri. Jangan menunda-nunda hingga akhirnya terlalu dekat dengan hari-H. Bisa-bisa Anda tidak mendapat tempat yang paling oke!

10. Belilah berbagai keperluan bayi
Persiapan yang satu ini memang sangat mengasyikkan. Bahkan, akan membuat Anda berdua melupakan sejenak rasa khawatir maupun cemas. Jadi, nikmatilah saat-saat berbelanja berdua saja dengan pasangan.
Sebaiknya, buatlah daftar barang-barang keperluan pokok yang harus dibeli, seperti popok, baju, selimut, boks, baby tafel, serta stroller. Daftar ini akan membuat “acara” belanja Anda jadi efektif dan efisien. Sebab, Anda hanya membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Kok begitu? Begitu masuk ke dalam toko perlengkapan bayi, seringkali Anda langsung “panik”, sebab ingin membeli semua barang yang ada. Akibatnya, pengeluaran jadi berlipat ganda.

11. Cari informasi tentang dokter anak
Setelah si kecil hadir, Anda berdua akan dihadapkan dengan sederet masalah baru yang menantang. Bukan hanya tetek bengek seputar perawatan bayi, tapi juga masalah seputar kesehatannya. Si kecil memang masih sangat rentan terhadap serangan berbagai jenis penyakit. Karena itu, mulailah cari informasi tentang dokter anak yang berpredikat “baik” dalam memberi fasilitas pelayanan. Ini termasuk juga “baik” dalam berkomunikasi dengan pasien ketika menjelaskan kesehatan bayi.
Dokter anak pilihan Anda ini nantinya akan memberikan paket imunisasi dan vaksinasi yang wajib diberikan pada si kecil agar terhindar dari serangan penyakit selama tahun-tahun pertamanya. Juga, dialah yang akan membantu Anda dalam menangani masalah kesehatan si kecil kelak. Jadi, jangan sampai salah pilih!

12. Isi lemari es sebelum hari-H
Selama hari-hari pertama dan juga bulan-bulan pertama bersama si kecil, besar kemungkinan Anda tidak punya waktu dan juga kesempatan untuk belanja keperluan sehari-hari dengan leluasa. Hari-hari Anda hanya akan dipenuhi dengan segala macam urusan perawatan si kecil. Jadi, lebih baik Anda sudah mengisi lemari es dengan persediaan makanan maupun minuman sejak jauh-jauh. Begitu ingin sesuatu, Anda tinggal buka lemari es. Praktis, bukan?

13. Siapkan koper Anda!
Memasuki trimester ke-3, Anda sudah bisa mulai menyiapkan tas atau koper untuk dibawa ke rumah sakit. Siapkan barang keperluan untuk bayi, Anda sendiri, dan jangan lupa pasangan! Sebab, pasangan akan terus menerus mendampingi Anda menjelang, selama, dan usai persalinan. Jadi, dia juga butuh perlengkapan untuk bermalam.

Dengan persiapan dan rencana yang sangat matang, sebenarnya tak ada alasan lagi bagi Anda untuk cemas, takut, maupun khawatir berlebihan. So, just enjoy your pregnancy!

Sri Lestariningsih


Support dari Pasangan

Dari buku “ Throwaway Dads” karangan Ross D. Parke dan Armin A. Brott, ada 7 hal yang dilakukan pasangan untuk membantu si ibu hamil agar enjoy dengan kehamilannya.
• Lihat dari “kacamata” sang ibu hamil . Ya, wanita, termasuk ibu hamil memang cenderung “melihat” apa yang dikerjakan pasangannya dari sudut pandang kepentingannya. Dan ini seringkali membuat para suami jadi “serba salah.” Untuk itu, bagi para calon ayah, coba lakukan segala sesuatu dari “kacamata” kepentingan sang istri. Misalnya, saat istri sedang buruk mood nya, berusahalah untuk melihat itu sebagai efek dari kehamilannya, bukan sifat aslinya.
• Sesuaikan “standar” Anda! Pria dan wanita memang ibarat planet Mars dan Venus. Banyak sekali perbedaannya! Cobalah untuk menyesuaikan diri dengan standar yang digunakan oleh sang istri. Misalnya, dalam memilih perlengkapan bayi yang akan dibeli.
• Anda adalah partner, bukan sekadar “dewa penolong.” Berikan pandangan Anda sebagai masukan bagi sang istri pada saat Anda berdua berdiskusi untuk mengambil sebuah keputusan. Anda adalah partner yang diharapkan dapat menjadi tempat berbagi dalam berbagai hal. Karena itu Anda juga perlu membekali diri dengan info-info seputar kehamilan.
• Berikan pujian dan dukungan. Meski sekadar pujian yang tulus dari Anda kepada sang istri yang sedang hamil, akan membuatnya merasa dihargai. Juga, dia pun akan menjadi “kuat” secara mental untuk menghadapi berbagai hal maupun “rasa tidak nyaman” yang dialaminya selama masa kehamilan.
• Siap sedia setiap saat. Bersiaplah setiap saat untuk “turun tangan” ketika sang istri tersayang membuntuhkan bantuan Anda. Walau pun mungkin bantuan yang dibuthkan hanya sekadar memijat pundak atau mengusap-usap punggungnya.
• Istri Anda tak mampu melakukannya semua sendiri. Dia membutuhkan Anda sebagai pasangan, untuk berbagi apa pun yang dirasakannya. Baik kegembiraan maupun 1001 macam gejolak perasaannya.
• Berbagi “tugas”. Nggak salah kok, untuk berbagi tugas dengan istri Anda, termasuk tugas “kerumahtanggaan” alias “urusan dalam negeri.” Misalnya, Anda bisa saja sesekali menyiapkan menu makan siang sekaligus menata meja makan. Atau, Anda mungkin diam-diam punya bakat memasak? Inilah saat yang tepat bagi Anda untuk “unjuk gigi” kebolehan Anda…


Source :AyahBunda

Lilypie Expecting a baby Ticker

Ibu Hamil, Hindari Ini!

Zat kimia dan jasad renik dalam produk-produk rumah tangga dan makanan memang bisa saja jadi musuh janin. Asal patuh pada rambu-rambunya, janin Anda tetap bisa selamat kok.

Terpaparnya tubuh dengan berbagai zat kimia dan jasad renik memang bisa terjadi melalui berbagai cara. Misalnya, terhirup lewat udara, terserap lewat kulit atau mata, bahkan bisa juga tertelan.
Dan, dari www.marchofdimes.com disebutkan, ada lebih dari 4 juta jenis zat kimia yang digunakan di lingkungan rumah dengan informasi yang sedikit tentang efeknya terhadap kehamilan dan janin. Padahal, dampaknya tidak main-main. Zat kimia tersebut bisa mengancam kesehatan janin Anda.
Juga, bila Anda mengonsumsi jasad renik yang ‘kebetulan' berada di dalam makanan, dampak ke janin akan sama buruknya. Ingin tahu produknya? Adakah aturan mainnya agar Anda bisa terbebas dari risiko ini?

Berbagai produk yang perlu diwaspadai
Untuk mudahnya, produk-produk yang ada di rumah dibedakan menjadi dua, yakni:

Produk-produk rumah tangga

A. Tiner dan cat minyak

Kandungan : Logam berat, seperti timbal dan cadmium.
Risiko :
- Bila terpapar logam berat dalam waktu yang lama:
• Bayi lahir dengan berat badan rendah.
• Bayi dengan cacat tubuh.
• Bayi lahir sebelum waktunya (prematur).
• Keguguran.
- Dalam tingkatan yang paling ringan, uap dari cat dan bensin bisa menyebabkan mual dan pusing-pusing.

B. Produk-produk aerosol, pemutih, pembersih lantai, lem, penyegar udara, serta pembersih kaca

Kandungan : Semua produk rumah tangga ini memakai bahan-bahan kimia organik yang mudah menguap, seperti toluene, xylenes dan phenol. Bahan-bahan kimia ini adalah bahan disinfektan untuk membunuh kuman.
Risiko :
• Bayi lahir dengan kelainan saraf dan retardasi mental.
• Bayi lahir dengan cacat tubuh.

C. Cat rambut

Kandungan : Ter (belangkin) dan zat kimia keras lainnya
Risiko : Keguguran.
Catatan : Menurut www.health.discovery.com, sejauh ini belum ada kasus ibu yang keguguran akibat menggunakan cat rambut. Meski begitu, belum ada pula bukti yang jelas-jelas menyatakan bahwa zat kimia yang terkandung di dalamnya juga aman. Jadi? Kesimpulannya, beberapa ahli menyarankan agar wanita hamil sebaiknya menunda dulu keinginannya untuk mengecat rambut, terutama di trimester pertama.

D. Insektisida (cairan pembasmi serangga) dan insect repellant (cairan penangkal serangga yang dioleskan ke tubuh)

Kandungan : Pestisida
Risiko : Terpapar dalam jumlah banyak:
• Keguguran.
• Bayi lahir prematur.
• Bayi lahir cacat.
• Mempengaruhi sistem reproduksi janin.


Makanan

A. Ikan mentah
Biasanya, ikan mentah digunakan dalam makanan Jepang, seperti sashimi dan sushi.

Kandungan : Dikhawatirkan mengandung merkuri.
Risiko : Ibu hamil yang terkontaminasi merkuri berpotensi:
• Bayi lahir dengan kerusakan saraf.
• Bayi lahir dengan cacat tubuh.
• Bayi menderita kanker.
Catatan : Saat hamil, sebisa mungkin hindari mengonsumsi ikan mentah. Tapi, kalau Anda tetap ingin mengonsumsinya, pastikan ikan tersebut tidak berasal dari laut yang tercemar limbah pabrik.

B. Daging sapi atau ayam mentah atau dimasak setengah matang

Kandungan : Parasit toksoplasmosis dan bakteri salmonella.
Risiko :
• Toksoplasmosis: menyebabkan kerusakan pada organ dalam, sistem saraf pusat, serta kebutaan janin.
• Salmonella: menyebabkan diare dan dehidrasi. Diare yang terus menerus dapat menimbulkan kontraksi rahim, sehingga membahayakan janin Anda. Sedangkan dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan cairan elektrolit di dalam tubuh.
Catatan: Kalau Anda ingin tetap makan daging sapi dan ayam, sebaiknya dimasak hingga benar-benar matang. Dengan begitu, kedua jasad renik ini tidak ‘sempat' bercokol.

C. Sosis

Kandungan : Nitrat yang digunakan sebagai pengawet.
Risiko : Terlalu banyak nitrat dikhawatirkan akan menimbulkan suatu kondisi yang disebut methemoglobinemia , yaitu gangguan darah dimana janin tidak menerima cukup oksigen. Pasalnya, karena nitrat bersifat mengikat oksigen.
Catatan : Jangan takut makan sosis. Anda kan tidak akan makan sosis sebanyak 1 kg setiap harinya? Jika hanya makan 1-2 potong sosis, tak usah terlalu cemas.

Ini kiatnya!
Sebenarnya, asal pemakaian berbagai zat kimia dalam produk-produk rumahtangga tidak melewati batas, yakni dipakai sesuai dosis yang dianjurkan serta tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus, Anda tak perlu cemas terhadap kesehatan janin Anda.
Proses gangguan pada perkembangan janin terjadi karena akumulasi atau penimbunan zat-zat itu. Akibat terpapar terlalu lama, akhirnya zat-zat kimia tadi tidak bisa lagi dikeluarkan oleh tubuh. Nah, akumulasi dari zat-zat yang toksik itulah yang berbahaya bagi tubuh dan janin.Akibatnya? Ya, janin ikut-ikutan “menyimpan” racun-racun tadi di dalam tubuhnya.
Bagaimana dengan jasad-jasad renik yang ada di makanan? Yang pasti, waspadai makanan yang tidak higienis. Bisa jadi, makanan itu tercemar jasad renik, seperti bakteri salmonella. Memang, jasad renik yang mencemari makanan memang tidak bersifat akumulatif. Meski begitu, bila Anda terkontaminasi jasad renik melalui makanan, biasanya akan langsung timbul gejala. Misalnya, diare. Padahal, jika ibu hamil diare, janin pun ikut “menanggung” akibatnya. Sebab, diare bisa menyebabkan kontraksi rahim.

Laila Andaryani Hadis
Konsultasi ilmiah: Bambang Wispriyono, Apt.,Ph.D, staf pengajar Toksikologi, Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.

Waspadai Kotoran Hewan

Bagi Anda yang sedang hamil plus gemar memelihara hewan, seperti kucing atau anjing, sebaiknya mulai berhati-hati. Kotoran kucing Anda mungkin saja mengandung parasit toksoplasmosis. Jadi, kalau ingin membersihkan kandang piaraan kesayangan Anda, mintalah bantuan orang lain saja.

Hindari Racun Insektisida dengan...

• Mintalah orang lain untuk menyemprot kamar Anda dengan cairan pembasmi serangga. Sebelum Anda masuk kembali ke dalam kamar, tunggu sampai kurang lebih 1 jam.
• Jika sedang menyemprot cairan pembasmi serangga, tutup rapat-rapat makanan yang ada di atas meja berikut piranti makannya. Wilayah yang jadi tempat penyemprotan musti benar-benar steril dari berbagai barang yang berisiko untuk terkontaminasi zat-zat kimia yang berbahaya bagi Anda dan janin.
• Bila insektisida digunakan di luar ruang, tutup semua jendela dan matikan pendingin udara. Dengan begitu, uap dari cairan pembasmi serangga tidak bisa masuk ke dalam rumah.
• Kenakan sarung tangan karet bila Anda ingin berkebun. Ini merupakan cara jitu untuk menghindari kontak kulit dengan residu dari insektisida.


Cuci, Cuci dan Cuci Lagi

Agar makanan yang Anda konsumsi benar-benar sehat, berikut beberapa tips yang bisa dijalani:
• Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan makanan, sehabis makan dan juga setelah buang air kecil atau besar.
• Jaga agar makanan matang tidak terkontaminasi makanan mentah. Caranya? Jika Anda sedang mengolah daging mentah, misalnya, jangan sampai tangan Anda yang belum dicuci itu digunakan untuk menyiapkan atau memegang makanan matang.
• Gunakan selalu perkakas rumahtangga, seperti panci yang bersih, untuk memasak. Sehabis memasak dan Anda ingin masak makanan lain, cuci bersih-bersih dulu perkakas tersebut.
• Ganti perkakas rumahtangga (panci, wajan, dan sebagainya) yang sudah berkarat karena dikhawatirkan Anda bisa terkontaminasi kandungan logam.
• Selalu bersihkan bak cuci piring Anda.


Source : AyahBunda


Lilypie Expecting a baby Ticker
Zat kimia dan jasad renik dalam produk-produk rumah tangga dan makanan memang bisa saja jadi musuh janin. Asal patuh pada rambu-rambunya, janin Anda tetap bisa selamat kok.

Terpaparnya tubuh dengan berbagai zat kimia dan jasad renik memang bisa terjadi melalui berbagai cara. Misalnya, terhirup lewat udara, terserap lewat kulit atau mata, bahkan bisa juga tertelan.
Dan, dari www.marchofdimes.com disebutkan, ada lebih dari 4 juta jenis zat kimia yang digunakan di lingkungan rumah dengan informasi yang sedikit tentang efeknya terhadap kehamilan dan janin. Padahal, dampaknya tidak main-main. Zat kimia tersebut bisa mengancam kesehatan janin Anda.
Juga, bila Anda mengonsumsi jasad renik yang ‘kebetulan' berada di dalam makanan, dampak ke janin akan sama buruknya. Ingin tahu produknya? Adakah aturan mainnya agar Anda bisa terbebas dari risiko ini?

Berbagai produk yang perlu diwaspadai
Untuk mudahnya, produk-produk yang ada di rumah dibedakan menjadi dua, yakni:

Produk-produk rumah tangga

A. Tiner dan cat minyak

Kandungan : Logam berat, seperti timbal dan cadmium.
Risiko :
- Bila terpapar logam berat dalam waktu yang lama:
• Bayi lahir dengan berat badan rendah.
• Bayi dengan cacat tubuh.
• Bayi lahir sebelum waktunya (prematur).
• Keguguran.
- Dalam tingkatan yang paling ringan, uap dari cat dan bensin bisa menyebabkan mual dan pusing-pusing.

B. Produk-produk aerosol, pemutih, pembersih lantai, lem, penyegar udara, serta pembersih kaca

Kandungan : Semua produk rumah tangga ini memakai bahan-bahan kimia organik yang mudah menguap, seperti toluene, xylenes dan phenol. Bahan-bahan kimia ini adalah bahan disinfektan untuk membunuh kuman.
Risiko :
• Bayi lahir dengan kelainan saraf dan retardasi mental.
• Bayi lahir dengan cacat tubuh.

C. Cat rambut

Kandungan : Ter (belangkin) dan zat kimia keras lainnya
Risiko : Keguguran.
Catatan : Menurut www.health.discovery.com, sejauh ini belum ada kasus ibu yang keguguran akibat menggunakan cat rambut. Meski begitu, belum ada pula bukti yang jelas-jelas menyatakan bahwa zat kimia yang terkandung di dalamnya juga aman. Jadi? Kesimpulannya, beberapa ahli menyarankan agar wanita hamil sebaiknya menunda dulu keinginannya untuk mengecat rambut, terutama di trimester pertama.

D. Insektisida (cairan pembasmi serangga) dan insect repellant (cairan penangkal serangga yang dioleskan ke tubuh)

Kandungan : Pestisida
Risiko : Terpapar dalam jumlah banyak:
• Keguguran.
• Bayi lahir prematur.
• Bayi lahir cacat.
• Mempengaruhi sistem reproduksi janin.


Makanan

A. Ikan mentah
Biasanya, ikan mentah digunakan dalam makanan Jepang, seperti sashimi dan sushi.

Kandungan : Dikhawatirkan mengandung merkuri.
Risiko : Ibu hamil yang terkontaminasi merkuri berpotensi:
• Bayi lahir dengan kerusakan saraf.
• Bayi lahir dengan cacat tubuh.
• Bayi menderita kanker.
Catatan : Saat hamil, sebisa mungkin hindari mengonsumsi ikan mentah. Tapi, kalau Anda tetap ingin mengonsumsinya, pastikan ikan tersebut tidak berasal dari laut yang tercemar limbah pabrik.

B. Daging sapi atau ayam mentah atau dimasak setengah matang

Kandungan : Parasit toksoplasmosis dan bakteri salmonella.
Risiko :
• Toksoplasmosis: menyebabkan kerusakan pada organ dalam, sistem saraf pusat, serta kebutaan janin.
• Salmonella: menyebabkan diare dan dehidrasi. Diare yang terus menerus dapat menimbulkan kontraksi rahim, sehingga membahayakan janin Anda. Sedangkan dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan cairan elektrolit di dalam tubuh.
Catatan: Kalau Anda ingin tetap makan daging sapi dan ayam, sebaiknya dimasak hingga benar-benar matang. Dengan begitu, kedua jasad renik ini tidak ‘sempat' bercokol.

C. Sosis

Kandungan : Nitrat yang digunakan sebagai pengawet.
Risiko : Terlalu banyak nitrat dikhawatirkan akan menimbulkan suatu kondisi yang disebut methemoglobinemia , yaitu gangguan darah dimana janin tidak menerima cukup oksigen. Pasalnya, karena nitrat bersifat mengikat oksigen.
Catatan : Jangan takut makan sosis. Anda kan tidak akan makan sosis sebanyak 1 kg setiap harinya? Jika hanya makan 1-2 potong sosis, tak usah terlalu cemas.

Ini kiatnya!
Sebenarnya, asal pemakaian berbagai zat kimia dalam produk-produk rumahtangga tidak melewati batas, yakni dipakai sesuai dosis yang dianjurkan serta tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus, Anda tak perlu cemas terhadap kesehatan janin Anda.
Proses gangguan pada perkembangan janin terjadi karena akumulasi atau penimbunan zat-zat itu. Akibat terpapar terlalu lama, akhirnya zat-zat kimia tadi tidak bisa lagi dikeluarkan oleh tubuh. Nah, akumulasi dari zat-zat yang toksik itulah yang berbahaya bagi tubuh dan janin.Akibatnya? Ya, janin ikut-ikutan “menyimpan” racun-racun tadi di dalam tubuhnya.
Bagaimana dengan jasad-jasad renik yang ada di makanan? Yang pasti, waspadai makanan yang tidak higienis. Bisa jadi, makanan itu tercemar jasad renik, seperti bakteri salmonella. Memang, jasad renik yang mencemari makanan memang tidak bersifat akumulatif. Meski begitu, bila Anda terkontaminasi jasad renik melalui makanan, biasanya akan langsung timbul gejala. Misalnya, diare. Padahal, jika ibu hamil diare, janin pun ikut “menanggung” akibatnya. Sebab, diare bisa menyebabkan kontraksi rahim.

Laila Andaryani Hadis
Konsultasi ilmiah: Bambang Wispriyono, Apt.,Ph.D, staf pengajar Toksikologi, Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.

Waspadai Kotoran Hewan

Bagi Anda yang sedang hamil plus gemar memelihara hewan, seperti kucing atau anjing, sebaiknya mulai berhati-hati. Kotoran kucing Anda mungkin saja mengandung parasit toksoplasmosis. Jadi, kalau ingin membersihkan kandang piaraan kesayangan Anda, mintalah bantuan orang lain saja.

Hindari Racun Insektisida dengan...

• Mintalah orang lain untuk menyemprot kamar Anda dengan cairan pembasmi serangga. Sebelum Anda masuk kembali ke dalam kamar, tunggu sampai kurang lebih 1 jam.
• Jika sedang menyemprot cairan pembasmi serangga, tutup rapat-rapat makanan yang ada di atas meja berikut piranti makannya. Wilayah yang jadi tempat penyemprotan musti benar-benar steril dari berbagai barang yang berisiko untuk terkontaminasi zat-zat kimia yang berbahaya bagi Anda dan janin.
• Bila insektisida digunakan di luar ruang, tutup semua jendela dan matikan pendingin udara. Dengan begitu, uap dari cairan pembasmi serangga tidak bisa masuk ke dalam rumah.
• Kenakan sarung tangan karet bila Anda ingin berkebun. Ini merupakan cara jitu untuk menghindari kontak kulit dengan residu dari insektisida.


Cuci, Cuci dan Cuci Lagi

Agar makanan yang Anda konsumsi benar-benar sehat, berikut beberapa tips yang bisa dijalani:
• Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan makanan, sehabis makan dan juga setelah buang air kecil atau besar.
• Jaga agar makanan matang tidak terkontaminasi makanan mentah. Caranya? Jika Anda sedang mengolah daging mentah, misalnya, jangan sampai tangan Anda yang belum dicuci itu digunakan untuk menyiapkan atau memegang makanan matang.
• Gunakan selalu perkakas rumahtangga, seperti panci yang bersih, untuk memasak. Sehabis memasak dan Anda ingin masak makanan lain, cuci bersih-bersih dulu perkakas tersebut.
• Ganti perkakas rumahtangga (panci, wajan, dan sebagainya) yang sudah berkarat karena dikhawatirkan Anda bisa terkontaminasi kandungan logam.
• Selalu bersihkan bak cuci piring Anda.


Source : AyahBunda


Lilypie Expecting a baby Ticker

7 Benda Wajib Dimiliki Ibu Hamil

Selain baju hamil, yang umumnya dibuat dari bahan katun atau kaus, ada beberapa benda lain yang tak kalah penting. Benda-benda ini dapat membuat ibu hamil merasa lebih nyaman dan percaya diri, hingga menunjang penampilan menjadi lebih segar dan cantik.

Bra & celana dalam khusus
Bra tanpa kawat penyangga atau kawat penyangga yang sangat lembut dapat membuat payudara yang ukurannya membesar tetap tersangga dengan baik.
Demikian juga celana dalam khusus sangat bermanfaat karena dilengkapi dengan ‘kantung' elastis atau ‘kantung' yang dilengkapi dengan velkro, hingga dapat mengikuti sekaligus menyangga bentuk perut yang terus membesar. ( Wacoal Maternity )

Krim pelembap kulit perut & payudara
Biovergetures: Jel krim yang diperkaya dengan unsure hydrating ini, melembapkan, mencegah dan mengurangi guratan-guratan serta memperbaiki elastisitas dan meningkatkan kekencangan kulit.
Bust ‘Up Intensive Bust Firming Gel : Jel segar mengandung toning/firming complex untuk mengencangkan, tensing complex, ceramides dan hydrating polimer untuk mengembalikan kualitas dan kecantikan payudara. ( BIOTHERM )

Sepatu & sandal berhak rendah
Sepatu dan sandal datar atau berhak rendah wajib dipakai oleh ibu hamil. Jika ia memakai hak tinggi, maka bokong akan bekerja lebih keras untuk menyangga beban yang berat. Juga, bahan yang lembut sangat baik untuk kenyamanan kaki.

Bantal bentuk segitiga
Bantal segitiga ini khusus didesain untuk menyangga kaki dan pinggang, agar posisi tidur ibu hamil lebih nyaman. ( Perina Maternity )

Diah Takarina Isdiono


Lilypie Expecting a baby Ticker

Duduk Tepat, Nyeri Hilang

Punggung pegal, pinggang dan panggul nyeri, itu memang keluhan rutin ibu hamil. Mau tahu “resepnya”? Jaga sikap duduk Anda.

Sejalan dengan membesarnya kehamilan, keluhan pun mulai bermunculan. Mula-mula, mungkin hanya berupa sakit punggung, lalu merembet ke yang lain-lain. Semua gangguan itu sebenarnya karena perubahan kadar hormon progesteron di tubuh yang tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Kadar hormon ini tiba-tiba melonjak!

Kalau progesteron meningkat

Tingginya kadar hormon progesteron menyebabkan terjadinya peregangan pada sendi-sendi tulang belakang, sehingga daya lentingnya pun berkurang. Untuk mengatasinya, otot-otot punggung harus mengimbangi pengurangan daya lenting tersebut, sehingga menimbulkan pegal dan nyeri.

Rasa pegal dan nyeri tersebut bisa juga terjadi karena pergeseran titik keseimbangan tubuh akibat beban berat pada perut. Setengah dari berat tubuh Anda saat ini memang terletak pada bagian depan tubuh. Nah, agar tubuh tetap seimbang, biasanya Anda mencondongkan bahu ke belakang serta menonjolkan perut. Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan terbentuknya “celah” di antara ruas-ruas persendian tulang belakang, yang justru menimbulkan rasa pegal dan nyeri.

Ini kiatnya!

Ada beberapa kiat untuk mengatasi atau mengurangi keluhan nyeri pinggang, panggul dan pinggul. Salah satunya adalah dengan menjaga sikap tubuh Anda ketika duduk.

Saat duduk, tulang belakang harus selalu tegak.

Jangan membungkukkan tubuh ketika duduk.

Naikkan kaki di atas bangku kecil atau sofa selama duduk. Lakukan sesering mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau aliran darah pada kedua kaki lancar-lancar saja, berbagai keluhan akan langsung hilang.

Jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak, sebab akan menghambat aliran darah di kaki.

Hindari duduk terlalu lama, karena punggung Anda akan merasa lelah. Atasi dengan cara meletakkan kepala di atas meja selama beberapa waktu. Lalu, cobalah untuk meregangkan bagian belakang leher.

Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk. Dengan begitu, tulang belakang Anda selalu tersangga dengan baik

Sri Lestariningsih

Konsultasi ilmiah: dr. Lastiko Bramantyo, Sp.OG, POGI Jaya, RSIA Hermina, Jatinegara, Jakarta



Source : AyahBunda


Lilypie Expecting a baby Ticker

Peran Pria dalam Kehamilan

Dukungan dan peran serta pria dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Jadi, tunggu apa lagi?

Keterlibatan Anda, para pria, sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya. Bahkan, keikutsertaan pria secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan istri Anda dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan Anda dalam masa-masa kehamilannya.

Trimester pertama: masa penuh gejolak emosi

Selama hamil, ada begitu banyak perubahan pada tubuh pasangan Anda, dan yang paling menonjol adalah perubahan keadaan emosinya. Apa sebabnya? Kadar hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuhnya berubah. Tak mengherankan bila mood -nya berubah-ubah terus. Kalau sudah begini, siapa lagi, selain Anda, yang paling tepat untuk membantunya melalui masa-masa ini? Yang pasti, jangan merasa sebal kalau Anda harus terus-terusan standby untuk sewaktu-waktu “dipanggil” sebagai teman curhat, namun di lain waktu “dipanggil” sebagai “tukang pompa” semangatnya. Pintar-pintar atur peran saja! Berikut beberapa hal yang bisa jadi “bekal” bagi Anda saat “berurusan” dengan pasangan. Yang dialami pasangan:

• Sering mual-mual dan muntah, terutama pada pagi hari, karena dia mengalami morning sickness.

• Menjadi cepat lelah dan mudah mengantuk. • Mungkin tiba-tiba meminta atau menginginkan sesuatu yang “aneh”. Misalnya, mengelus-elus perut buncit penjual daging di pasar atau makan rujak jam 2 pagi. • Emosinya cepat sekali berubah. Semula tampak gembira, namun dalam beberapa detik bisa mendadak menangis tersedu-sedu, merasa tertekan dan sedih, tanpa sebab yang jelas atau karena masalah sepele. Yang dapat Anda lakukan: • Bawakan krekers dan air putih atau jus buah ke tempat tidur. Sehingga, begitu dia bangun dan morning sickness mendera, keluhan yang dirasakannya langsung “hilang” berkat perhatian dan kasih sayang Anda. • Buatlah pasangan merasa nyaman, sehingga dia dapat beristirahat dan cukup tidur. Misalnya, memutar lagu-lagu yang lembut. • Bersiaplah menghadapi “ujian” untuk mengukur seberapa besar cinta Anda padanya. Jangan kaget bila dia menginginkan sesuatu yang “aneh” di tengah malam! Dia ‘ kan sedang ngidam ! Bila mampu, tak ada salahnya memenuhi permintaannya. Siapa tahu Anda “lulus ujian” dengan nilai cemerlang nantinya. • Tunjukkan rasa bahagia dan antusias terhadap janin dalam kandungan. Sapaan yang ekspresif terhadap si kecil, misalnya “Hallo, lagi ngapain di situ?” atau seruan “Woa…” sudah merupakan dukungan mental yang menyenangkan hati. Juga, ungkapkan perasaan cinta Anda padanya karena pada saat-saat seperti ini dia membutuhkan perhatian dan kasih sayang Anda lebih dari biasanya. Boks 1:

Perubahan Fisik vs Gangguannya

Selain perubahan emosi yang meledak-ledak dan kerap membuat kaum pria “bingung”, ada sederet perubahan fisik yang juga terjadi pada tubuh sang istri tercinta dan juga gangguan yang mungkin timbul. • Metabolisme tubuh meningkat antara 10-25% • Detak jantung dan pernapasan bertambah cepat • Dinding rahimnya menebal • Payudara menjadi lebih sensitif, terutama sekitar puting dan areola (lingkaran berwarna hitam yang mengelilingi puting susu). Boks 2: Pria Bisa Juga “Ngidam”

Gunawan (32 tahun), aktor kondang, sempat membuat supir pribadinya pusing tujuh keliling karena “dipaksa” berputar-putar ke seantero Jakarta malam-malam untuk hunting rujak, kripik singkong, dan asinan. Setelah berkeliling selama 2 jam di Cinere, barulah Gunawan berhasil mendapatkannya. Itu terjadi ketika sang istri, Sybilla Hartoto Hardikusumo alias Lala (27 tahun), tengah hamil satu bulan. Bagaimana dengan Lala sendiri? Ia justru merasa excited kalau melihat mobil dan berbagai aksesorisnya. Ternyata, hasil USG menunjukkan kalau bayinya adalah laki-laki. Pantas saja! Benarkah pria bisa “ngidam” seperti yang dialami Gunawan? “Memang ada suami yang bisa merasakan mual-mual waktu istrinya hamil muda. Sebetulnya, itu hanya gejala psikologis dan pengaruh dari lingkungan saja. Namun, bisa juga itu merupakan ungkapan keinginan minta perhatian dan kasih sayang lebih banyak dari istrinya. Tidak ada penjelasannya secara ilmiah,” tutur dr. Lastiko Bramantyo, Sp.OG . Trimester kedua: masa-masa bahagia Inilah saatnya pasangan merasakan nikmatinya masa-masa kehamilan. Makanya, Anda tidak sebegitu “tersiksanya” ketimbang trimester lalu. Dan, mulai ikut merasakan gerakan janin mau tidak mau akan “menyentil” Anda kalau sekarang ini Anda baru bisa “benar-benar” merasakan peran baru Anda, sebagai calon ayah!

Yang dialami pasangan:

• Emosi cenderung lebih stabil dan keluhan morning sickness juga jauh berkurang. • Si kecil sudah mulai “beraksi”. • Merasa bahagia dengan kehamilannya sehingga lebih bersemangat melakukan latihan (olahraga ringan sesuai anjuran dokter) serta beraktivitas. • Cukup nyaman dengan keadaannya, sehingga mulai timbul keinginan untuk menikmati hubungan seks. Yang dapat Anda lakukan:

• Tetap menunjukkan kalau Anda mengerti dan memahami benar perubahan emosi yang cepat serta perasaan lebih peka yang dialaminya, sebab ini wajar dan alami terjadi pada ibu hamil. • Dampingi dan antarlah selalu pasangan setiap kali berkunjung ke dokter kandungan untuk memeriksakan kandungannya. • Dampingi dan berpartisipasilah secara aktif di kelas senam hamil (senam Lamaze) bersamanya. • Ajaklah dia untuk kembali menikmati hubungan seks. Boks 3:

Perubahan Fisik vs Gangguannya

• Pertambahan berat badannya makin nyata • Sering pegal-pegal • Sakit punggung • Lelah • Kejang otot kaki • Pinggang linu • Kaki kram • Kaki bengkak Boks 4:
3 Mitos Seks yang Salah Kaprah!
Bagaimanapun, kebutuhan biologis yang satu ini harus tetap tersalurkan. Anda ‘kan tak perlu jadi pastor pada saat-saat seperti ini. Tapi, mitos yang beredar membuat pria jadi ragu-ragu untuk mengajak pasangannya bermesraan.

• Seks berbahaya bagi janin Salah. Aktivitas seks tidak menyakitkan maupun membahayakan janin. Bahkan, sekalipun Anda berdua melakukan gerakan-gerakan “panas” dan “heboh”, jabang bayi hanya akan terguncang-guncang sedikit dan tertidur lelap. Juga, tak perlu khawatir ujung penis Anda akan “menyodok” si jabang bayi. Dia tetap aman dan nyaman terlindung oleh kantung ketuban. • Seks bahaya bagi “calon ayah” Salah. Memang, posisi yang kerapkali dirasa “cukup aman” adalah Anda di bawah sementara pasangan di atas, agar perutnya tidak tertekan. Namun, kalau Anda merasa tidak “nyaman”, coba-coba saja posisi lain. Siapa tahu malah jadi lebih mengasyikkan! • Seks menyebabkan kelahiran prematur Salah. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan hal itu. Rangsangan yang Anda lakukan pada payudara istri memang akan memicu produksi hormon oksitosin, sehingga menyebabkan timbulnya kontraksi. Namun, ini baru bisa terjadi bila hari-H sudah dekat. Makanya, maju terus pantang mundur! Namun, bila aktivitas seks Anda berdua yang terlalu “panas” itu jadi memicu terjadinya kontraksi yang berlebihan, apa boleh buat, terpaksa Anda dan si “adik kecil Anda berpuasa “ dulu.

Trimester ketiga: takut dan cemas menghadapi hari-H

Masa ini merupakan masa-masa penantian yang “melelahkan”. “Perjalanan” menuju persalinan tinggal hitungan hari saja. Itu sebabnya, Anda akan lebih banyak berperan sebagai a shoulder to cry on.

Yang dialami pasangan:

• Semakin dekat dengan hari-H, biasanya dia merasa semakin takut dan cemas. • Merasa penampilannya tidak menarik karena perubahan bentuk fisiknya. • Sering mengeluh sakit, pegal, ngilu, dan berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul, karena bayi sudah semakin besar dan sudah mulai menyiapkan diri untuk lahir. • Mengeluh sulit tidur karena perutnya yang semakin membesar itu akan membuatnya tidak nyaman ketika berbaring. Yang dapat Anda lakukan:

• Bantu pasangan untuk mengatasi rasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan. Misalnya, dengan mengalihkan perhatiannya dengan cara mengajaknya berbelanja keperluan si kecil. • Pujilah kalau dia tetap cantik dan menarik. Berbagai perubahan fisik tidak sedikitpun mengurangi kadar cinta Anda padanya. • Bantulah meringankan berbagai keluhan. Misalnya, dengan memijat pegal-pegal di belakang tubuhnya. • Bersiaplah untuk membantu dan menemaninya saat dia sulit tidur. Boks 5:

Perubahan Fisik vs Gangguannya

• Bengkak pada kaki dan tangan • Sering sesak napas atau napasnya pendek akibat desakan janin yang kian membesar • Membesarnya pembuluh darah balik pada dubur (wasir atau ambeien) Boks 6:
Jangan Lupa Siapkan Tas-tas Ini!
Sebulan sebelum hari-H, berbagai keperluan pasangan, si kecil, dan juga Anda sendiri, sudah mulai bisa dimasukkan ke dalam tas khusus. Letakkan tas-tas itu di tempat strategis, misalnya dekat pintu kamar, agar tidak ketinggalan.


Untuk Calon Ibu
Untuk Bayi
Untuk Anda

• 5 BH khusus menyusui • 6 celana dalam • 1 sackdress untuk pulang • Sarung/kain batik untuk dipakai menunggu saat persalinan • 3 gurita • 2 handuk kecil (untuk menyeka keringat dan mengelap muka) • 1 handuk mandi • Sikat gigi, pasta gigi, sabun mandi • Sisir, kaca kecil, kosmetik • 1 kotak pembalut wanita • Sandal karet • Buku bacaan • Jam atau weker
• 2 popok bayi • Gurita bayi • Blus • Kaus tangan dan kaus kaki • Topi • Selimut
• Baju dalam (celana dalam dan kaos dalam) • T-shirt atau kaus • Celana panjang • Handuk • Sikat dan pasta gigi • Sisir • Handphone dan charger
• Kamera atau handycam
• Daftar nama dan nomor telepon orang-orang yang bisa segera dihubungi

Tapi, perlu diingat bahwa proses kehamilan itu sendiri unik. Apa yang dialami oleh pasangan Anda, tidak akan sama persis dengan apa yang dialami oleh istri sahabat Anda, kakak perempuan Anda, atau nenek Anda ketika hamil. Kondisi tubuh setiap wanita berbeda-beda, sehingga reaksi dan perubahan tubuh pun lain. Apapun yang terjadi, bulatkan tekad Anda agar dapat “siap setiap saat” mendampingi istri tercinta melewati masa-masa ini. Sri Lestariningsih

Konsultasi ilmiah: dr. Lastiko Bramantyo, Sp.OG, POGI Jaya, RS Ibu dan Anak Hermina, Jakarta


Source: AyahBunda


Lilypie Expecting a baby Ticker

What to Say and What Not to Say to a Mother-to-Be

Understand pregnancy for what it is: A wonderful and beautiful experience, wrapped up in a colossal shift in hormones! Not only is the new mother dealing with the uncomfortable symptoms of pregnancy, but also with anxieties and fears of motherhood (not to mention feeling like a beached whale half the time!). New mothers need a tremendous amount of compassion and support throughout the nine months of pregnancy, and beyond. Here are a few things to keep in mind when offering advice, support or criticism to a new mother:

On the Issue of Pregnancy and Postpartum Weight:

What to Say (All with Sincerity):

  • Honey, you look terrific!
  • Pregnancy becomes you.
  • You need to gain weight, our baby's well-being depends on it!
  • Honey, you just had a baby! You look great for just having a baby!
  • You're having our baby! That automatically makes you beautiful!


What NOT to Say:

  • Wow, you're BIG for____months!
  • Well, at least people know you're pregnant!
  • Should you be eating that? You don't want to gain too much weight.
  • Hey, try breastfeeding! That should take the weight off!
  • Oh, I didn't realize you already had your baby!


On the Issue of Bottle Feeding vs. Breastfeeding:

What to Say:

  • Whatever you decide to do, dear. The baby will be healthy either way.
  • Let's take a breastfeeding class together.
  • I know a friend who's breastfeeding her child. I'll put you in touch with her.
  • There are lots of great formulas out there for you to choose from.
  • Breastfeeding is a beautiful experience to enjoy with your baby.


What NOT to Say:

  • Breastfeeding is for mothers who are too cheap to buy formula.
  • I wouldn't breastfeed if I were you. I tried for three months and gave up because it was too hard.
  • Formula is unhealthy for babies. He'll be sick all the time.
  • Mothers who love their babies breastfeed their babies.
  • Breastfeeding is "dirty" and perverted, especially if done in public.


On the Issue of Child Rearing:

What to Say:

  • I would love to give you advice on anything you need. Just let me know.
  • I've got some great books on parenting. Would you like to borrow them?
  • Let's take a parenting class together. That way, we can be prepared.
  • Parenthood is challenging, but I know you'll be great at it!
  • Follow your heart. You know what's best for your child.


What NOT to Say:

  • Well, here is what I (my mother, Aunt Mabel, Dr. So-n-so, etc.,) think/thinks is best for your baby.
  • This is the only book worth reading on parenting!
  • Just you wait when this baby is born; you'll see how difficult parenting is!
  • Always/Never pamper your children, give them time outs, etc. (In fact, eradicate the words "always" and "never" from your vocabulary when discussing parenting!)
  • Well, if I were you...
Sorce : pregnancy weekly

Tips to Beat Morning Sickness

Morning sickness can come at any time during the day - not just the morning. There are many things that trigger morning sickness, and many things you can do to help prevent or alleviate the nausea and vomiting.


Few women experience severe symptoms of morning sickness (also known as hyperemesis gravidarum). Most symptoms of morning sickness go away after a few weeks, but if they persist for longer, are severe (you can't keep anything down for longer than one hour), and debilitating, call your obstetrician or visit an emergency room immediately. You can become quickly dehydrated and may require an IV to replace fluids lost during vomiting.

Triggers that may cause morning sickness:

  • Smells and odors (such as food, pet, body odor, fragrances, deodorants, garbage, fuel, paint)
  • Fatigue (especially if you were up all night with morning sickness)
  • Areas or rooms with stale, damp air
  • Foods (especially greasy or spicy)
  • Empty stomach (accumulated acid in stomach)
  • Noises (sudden noise, loud music, traffic, sirens, construction sites)
  • Abrupt, sudden movements (motion sickness)
  • Bright, glaring lights
  • Hot/cold weather, humidity


Morning sickness remedies:

  • Eat small, frequent meals high in protein and fiber (takes longer to digest)
  • Get plenty of rest (take naps during the day or when you feel most nauseated)
  • Keep bag of snack foods (unsalted pretzels, nuts, granola bars, dried fruit, breadsticks, crackers) with you at all times to keep your stomach comfortable
  • Chew Tums or other safe antacids when nauseated or after vomiting
  • Drink lots of non-alcoholic, non-caffeinated beverages throughout the day
  • Keep a small snack and beverage by your bedside to consume before you get out of bed
  • Take your time getting out of bed in the morning; slowly change positions when lying down
  • Keep moist, unscented towelettes nearby to refresh your face after nausea or vomiting
  • Exercise (brisk walk, swimming, bicycle riding, yoga, stretching)
  • Get fresh air by either going outside or opening windows
  • Identify triggers and avoid them as much as possible


source : pregnancy weekly



Lilypie Expecting a baby Ticker