Kehamilan adalah masa yang indah yang seharusnya Anda nikmati sepenuh jiwa raga. Bila Anda happy saat hamil, si janin pun akan memperoleh pengaruh positifnya.
Bila berbagai perasaan negatif seperti cemas, takut dan rasa tak menentu mengganggu Anda dalam masa hamil, Anda perlu tahu bagaimana cara mengatasinya. Kemampuan Anda mengatasi stres saat hamil akan memberi dampak positif bagi bayi yang akan dilahirkan. Bila Anda termasuk calon ibu yang kurang bisa menikmati kehamilan Anda, cobalah kiat-kiat berikut ini.
1. Curhat dengan teman
Berbagi rasa dengan teman-teman dekat, khususnya yang sudah memiliki anak, bisa jadi salah satu cara yang cukup ampuh dalam menghalau rasa tidak nyaman. Bisa juga Anda sharing atau curhat dengan anggota keluarga dan kerabat dekat. Semua saran dan nasihat bisa jadi tambahan “perbekalan” ilmu yang pasti bermanfaat bagi Anda. Walau begitu, orang yang paling tepat dan paling banyak dapat membantu meringankan beban perasaan Anda sebenarnya adalah pasangan Anda!
2. Tutup kuping pada cerita seram
Hindari orang-orang yang punya pengalaman melahirkan yang “mengerikan”, seperti pedihnya sayatan episiotomi (perobekan bagian antara lubang vagina dan anus-red.) atau luka sayatan operasi caesar. Terus terang , kaum wanita biasanya senang bercerita tentang itu. Jadi, bila lawan bicara Anda melakukan hal tersebut, segera cut si pencerita dengan sopan. Cerita-cerita seperti itu hanya akan menambah rasa takut, khawatir, dan cemas Anda. Bahkan, bukan tidak mungkin Anda malah jadi stres berkepanjangan selama hamil.
3. Libatkan pasangan
Jangan segan mengajak serta pasangan untuk terlibat langsung dalam berbagai persiapan menyambut kedatangan si kecil. Misalnya, mengantarkan Anda ke dokter kandungan untuk pemeriksaan rutin. Dengan cara ini, kedekatan emosi antara Anda pasangan, dan juga si kecil bisa terjalin. Kekompakan Anda dan pasangan sebagai suatu tim yang solid akan mempermudah proses persalinan Anda kelak.
4. Belajar dan berlatih teknik relaksasi
Menurut Alice D. Domar, Ph.D, Direktur Mind/Body Center for Women's Health di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Amerika Serikat, hormon stres yang dikeluarkan oleh tubuh ibu hamil yang tegang, cemas, dan khawatir berlebihan dapat masuk ke dalam plasenta. Akibatnya, bayi bisa ikut-ikutan merasakannya. Ketenangan hati dan pikiran selama masa kehamilan memang perlu, bahkan dapat membantu kelancaran proses persalinan nantinya.
Cobalah belajar dan berlatih teknik-teknik relaksasi. Salah satu caranya adalah, dengan menarik napas panjang secara perlahan-lahan dan dalam. Tahan sebentar, lalu hembuskan lagi. Jangan lupa, berusahalah untuk tetap rileks!
5. Rutin berolahraga
Melakukan olahraga secara rutin (sesuai dengan kondisi tubuh) dapat membantu mengurangi stres. Apalagi, ada nilai plusnya bila Anda rajin berolahraga. Tubuh jadi sehat dan bugar.
Bila sebelum hamil Anda sudah terbiasa berolahraga secara rutin, teruskan kebiasaan baik tersebut. Lakukan sesuai kondisi tubuh dan kehamilan Anda. Namun, kalau sebelumnya Anda jarang atau tidak biasa berolahraga, mulailah dengan porsi yang ringan dulu. Secara bertahap, barulah ditambah porsi dan juga frekuensi latihannya. Ada baiknya, Anda berkonsultasi dulu dengan dokter Anda, sehingga ditentukan jenis olahraga, porsi dan frekuensi latihan yang paling pas untuk Anda.
6. Pelajari “ilmu” perawatan bayi
Mulailah belajar dan memperkaya wawasan Anda seputar seluk-beluk perawatan bayi baru lahir. Informasi tersebut bisa dengan mudah diperoleh dari TV, radio, buku, majalah, internet, maupun VCD. Belilah sedikitnya 1 atau 2 buku tentang dasar-dasar perawatan bayi, yang menguraikan berbagai persiapan sebelum persalinan, perawatan bayi di rumah sakit, hingga perawatan selanjutnya di rumah.
7. Pahami hak cuti hamil dan melahirkan
Bagi ibu hamil yang bekerja, sisihkan waktu untuk mempelajari hak cuti hamil dan melahirkan yang berlaku di tempat kerja. Bila perlu, buatlah janji dengan Kepala Bagian Personalia untuk membicarakan hak Anda ini. Sebaiknya, persiapan ini dimulai sejak trimester ke-1 atau ke-2.
8. Siapkan budget
Sejak dinyatakan positif hamil, sebaiknya Anda mulai merencanakan dan mengatur keuangan untuk biaya persalinan serta berbagai keperluan lain dalam menyambut kedatangan si kecil. Bahkan, tak ada salahnya bila Anda dan pasangan menyiapkan dana ekstra untuk mengantisipasi kondisi dan pengeluaran tak terduga. Misalnya, semula Anda berencana untuk menjalani persalinan normal. Namun, karena sungsang, mungkin saja bayi Anda harus dilahirkan via operasi Caesar, yang tentu memerlukan biaya yang jauh lebih besar.
9. Pilih-pilih tempat bersalin
Sejak trimester ke-1, mulailah “belanja” informasi tentang rumah sakit bersalin. Misalnya, dari teman, kerabat, brosur, dan lain-lain. Dalam proses memilah-milih ini, selalu libatkan pasangan.
Sebaiknya, pilih tempat bersalin yang dapat memberikan fasilitas pelayanan sesuai keinginan dan harapan Anda berdua. Tentu saja, sesuai kocek Anda juga! Pertimbangkan pula untuk memilih tempat bersalin yang menyediakan fasilitas rooming in. Bukankah Anda sudah tak sabar untuk berdekatan dengan si buah hati?
Setelah menentukan pilihan, segera daftarkan diri. Jangan menunda-nunda hingga akhirnya terlalu dekat dengan hari-H. Bisa-bisa Anda tidak mendapat tempat yang paling oke!
10. Belilah berbagai keperluan bayi
Persiapan yang satu ini memang sangat mengasyikkan. Bahkan, akan membuat Anda berdua melupakan sejenak rasa khawatir maupun cemas. Jadi, nikmatilah saat-saat berbelanja berdua saja dengan pasangan.
Sebaiknya, buatlah daftar barang-barang keperluan pokok yang harus dibeli, seperti popok, baju, selimut, boks, baby tafel, serta stroller. Daftar ini akan membuat “acara” belanja Anda jadi efektif dan efisien. Sebab, Anda hanya membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Kok begitu? Begitu masuk ke dalam toko perlengkapan bayi, seringkali Anda langsung “panik”, sebab ingin membeli semua barang yang ada. Akibatnya, pengeluaran jadi berlipat ganda.
11. Cari informasi tentang dokter anak
Setelah si kecil hadir, Anda berdua akan dihadapkan dengan sederet masalah baru yang menantang. Bukan hanya tetek bengek seputar perawatan bayi, tapi juga masalah seputar kesehatannya. Si kecil memang masih sangat rentan terhadap serangan berbagai jenis penyakit. Karena itu, mulailah cari informasi tentang dokter anak yang berpredikat “baik” dalam memberi fasilitas pelayanan. Ini termasuk juga “baik” dalam berkomunikasi dengan pasien ketika menjelaskan kesehatan bayi.
Dokter anak pilihan Anda ini nantinya akan memberikan paket imunisasi dan vaksinasi yang wajib diberikan pada si kecil agar terhindar dari serangan penyakit selama tahun-tahun pertamanya. Juga, dialah yang akan membantu Anda dalam menangani masalah kesehatan si kecil kelak. Jadi, jangan sampai salah pilih!
12. Isi lemari es sebelum hari-H
Selama hari-hari pertama dan juga bulan-bulan pertama bersama si kecil, besar kemungkinan Anda tidak punya waktu dan juga kesempatan untuk belanja keperluan sehari-hari dengan leluasa. Hari-hari Anda hanya akan dipenuhi dengan segala macam urusan perawatan si kecil. Jadi, lebih baik Anda sudah mengisi lemari es dengan persediaan makanan maupun minuman sejak jauh-jauh. Begitu ingin sesuatu, Anda tinggal buka lemari es. Praktis, bukan?
13. Siapkan koper Anda!
Memasuki trimester ke-3, Anda sudah bisa mulai menyiapkan tas atau koper untuk dibawa ke rumah sakit. Siapkan barang keperluan untuk bayi, Anda sendiri, dan jangan lupa pasangan! Sebab, pasangan akan terus menerus mendampingi Anda menjelang, selama, dan usai persalinan. Jadi, dia juga butuh perlengkapan untuk bermalam.
Dengan persiapan dan rencana yang sangat matang, sebenarnya tak ada alasan lagi bagi Anda untuk cemas, takut, maupun khawatir berlebihan. So, just enjoy your pregnancy!
Sri Lestariningsih
Support dari Pasangan
Dari buku “ Throwaway Dads” karangan Ross D. Parke dan Armin A. Brott, ada 7 hal yang dilakukan pasangan untuk membantu si ibu hamil agar enjoy dengan kehamilannya.
• Lihat dari “kacamata” sang ibu hamil . Ya, wanita, termasuk ibu hamil memang cenderung “melihat” apa yang dikerjakan pasangannya dari sudut pandang kepentingannya. Dan ini seringkali membuat para suami jadi “serba salah.” Untuk itu, bagi para calon ayah, coba lakukan segala sesuatu dari “kacamata” kepentingan sang istri. Misalnya, saat istri sedang buruk mood nya, berusahalah untuk melihat itu sebagai efek dari kehamilannya, bukan sifat aslinya.
• Sesuaikan “standar” Anda! Pria dan wanita memang ibarat planet Mars dan Venus. Banyak sekali perbedaannya! Cobalah untuk menyesuaikan diri dengan standar yang digunakan oleh sang istri. Misalnya, dalam memilih perlengkapan bayi yang akan dibeli.
• Anda adalah partner, bukan sekadar “dewa penolong.” Berikan pandangan Anda sebagai masukan bagi sang istri pada saat Anda berdua berdiskusi untuk mengambil sebuah keputusan. Anda adalah partner yang diharapkan dapat menjadi tempat berbagi dalam berbagai hal. Karena itu Anda juga perlu membekali diri dengan info-info seputar kehamilan.
• Berikan pujian dan dukungan. Meski sekadar pujian yang tulus dari Anda kepada sang istri yang sedang hamil, akan membuatnya merasa dihargai. Juga, dia pun akan menjadi “kuat” secara mental untuk menghadapi berbagai hal maupun “rasa tidak nyaman” yang dialaminya selama masa kehamilan.
• Siap sedia setiap saat. Bersiaplah setiap saat untuk “turun tangan” ketika sang istri tersayang membuntuhkan bantuan Anda. Walau pun mungkin bantuan yang dibuthkan hanya sekadar memijat pundak atau mengusap-usap punggungnya.
• Istri Anda tak mampu melakukannya semua sendiri. Dia membutuhkan Anda sebagai pasangan, untuk berbagi apa pun yang dirasakannya. Baik kegembiraan maupun 1001 macam gejolak perasaannya.
• Berbagi “tugas”. Nggak salah kok, untuk berbagi tugas dengan istri Anda, termasuk tugas “kerumahtanggaan” alias “urusan dalam negeri.” Misalnya, Anda bisa saja sesekali menyiapkan menu makan siang sekaligus menata meja makan. Atau, Anda mungkin diam-diam punya bakat memasak? Inilah saat yang tepat bagi Anda untuk “unjuk gigi” kebolehan Anda…
Source :AyahBunda
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment